arrow_upward

Hilang Bagaikan Ditelan Bumi

Wednesday, 5 January 2022 : January 05, 2022

 


          Kehilangan itu sungguh menyakitkan. Tetapi, dibalik kata kehilangan kita dapat belajar bagaimana cara menghargai. Menghargai segala sesuatu anugerah kehidupan yang telah diberikan Allah kepada kita, menghargai segala nikmat tuhan yang tiada habisnya. Itulah yang namanya kehidupan, ketika kita selalu bersyukur atas nikmat dan anugrah yang diberikan maka ketika itulah kita diberi keberkahan hidup didalam dunia. Tetapi, ketika kita merasa kehilangan sesuatu yang sangat berarti disana lah kita lupa bagaimana caranya bersyukur.

          Kehilangan itu menghantarkan kepada keterpurukan dan kesedihan yang sangat mendalam dalam hidup ini. Dimana semua harapan rasanya pupus dalam sekejap, semua mimpi bersamanya akan hilang dalam beberapa detik, semua sosok tangguh yang ada dalam dirinya akan pergi begitu saja. Apalah daya, kehilangan itu bagaikan ditelan bumi. Semua sosok yang ada hilang bagaikan ditiup angin topan. Sungguh menyakitkan pada kala itu, dimana hidup ini serasa hampa dan tidak berdaya. Melihat semua kenyataan yang telah terjadi pada beberapa tahun yang lalu.

          Lebih kurang sepuluh tahun berlalu, dimana saat itu saya merasakan sakitnya kehilangan tanpa adanya sosok ayah yang luar biasa dalam hidup ini. Tepat, pada hari jumat tahun 2011 saya merasa hidup ini tiada lagi artinya, karena patah hati terberat bagi seorang perempuan yaitu ketika kehilangan sosok lelaki pertama yang ia cintai.  Apalagi kepergian tersebut terjadi begitu mendadak dan tidak disangka membuat hati ini terpukul sangat keras karena tidak siap untuk menerima kenyataan. 

        Dinginnya pagi, membuat saya bahagia karena sebelumnya masih bisa bercanda gurau dan bergulat dengan seorang ayah. Entah kenapa pada saat itu hati ini tidak ada merasa cemas dan gelisah sedikitpun. Dan tidak ada kekhawatiran yang muncul dalam hati ini yang dirasakan hanyalah bahagia bila bersama sosok ayah. 

         Aroma kopi yang harum disajikan oleh nenek pada pagi hari, ayah dan beberapa keluarga lainnya meminum kopi yang telah disajikan. Beberapa menit kemudian, kopi yang diminum ayah terjatuh dan berserakan dilantai sedangkan ayah terbaring kaku dan tidak berdaya lagi. Melihat ayah terbaring kaku, hati ini tidak tenang dan  merasa sedih. Apa yang terjadi pada ayah? Ujarku. Aku hanya bisa berdoa, semoga tidak terjadi apa apa pada ayah.

          Setelah itu, ayah pun diangkat oleh beberapa orang ke atas tempat tidur yang telah disediakan. Sedangkan nenek pun merasa cemas dan takut terjadi sesuatu pada ayah. Beberapa detik kemudian, hal yang ditakut-takuti nenek ternyata terjadi juga. Apalah daya, ayah telah meninggalkan kita semua. Aku tidak bisa menahan tangis yang membendung melihat ayah tidak bernapas lagi, semua tubuh terasa dingin dan terbaring dengan lemahnya. 

           Hanya ciuman terakhir yang dapat saya berikan ketika sosok ayah yang telah berbaring kaku di atas tempat tidur. Apalah dayaku, melihat semua ini dengan pelupuk mataku sendiri, rasanya tidak sanggup lagi untuk memandangnya dan rasanya aku ingin menggantikan posisi ayah pada saat itu. Sungguh, hati ini sangat terpukul karena harus kehilangan orang yang sangat kita sayangi. Tetapi, dibalik itu kita menjadi tau bagaimana rasanya kehilangan dan harus menerima semua yang telah terjadi.

           Kehilangan benda yang kita sukai mungkin bukan menjadi masalah besar. Namun, bagaimana dengan kehilangan sosok ayah? Sosok yang tidak tergantikan dengan apapun. Kepergian sosok ayah didalam keluarga memberikan ruang kekosongan yang mendalam dan pengalaman hidup yang menyakitkan. Bagi perempuan, ayah bagaikan cinta pertama yang memberikan gambaran kekuatan  untuk menghadapi masalah. Kehilangan sosok ayah menjadi pukulan terberat. Tidak ada lagi teman diskusi, dan tidak ada lagi pembela dan pelindung dalam setiap masalah yang dihadapi. 

           Kehilangan sosok ayah rasanya seperti kehilangan harapan dan mimpi mimpi. Begitu indah semua hal dalam genggaman rencana masa depan, tetapi kini seperti menjadi pasir yang bertebaran keluar. Ketika pasir tersebut tidak dapat dikumpulkan lagi disana kita tau bagaimana rasanya tidak memiliki keluarga yang utuh dalam hidup ini.

         Pada saat keheningan malam, bulan dan bintang memancarkan cahayanya, Semuanya serasa sepi bagaikan tidak ada kehidupan. Begitu juga dengan suasana hati pada saat itu, tidak keharuan,merasa gelisah, merasa sedih, serta merasa takut akan suatu hal. Inikah yang namanya kehilangan? Semua tubuh tidaklah berdaya menerima keadaan ini, yang ada hanyalah rasa kepedihan dan penyesalan yang membuatku hancur, rapuh berkeping keping bagaikan gelas yang telah retak dan remuk. 

          Aku hanya berharap dibalik kata kehilangan ada anugerah terindah yang datang menghampiriku, yang dapat membawaku kepada kehidupan semestinya lagi. Mungkin hal ini akan sulit, tetapi untuk bisa bangkit lagi butuh waktu yang panjang, butuh usaha yang keras agar hidup ini tidak berhenti di pada suatu titik yang sama. 

        Setiap hari yang akan  ku lalui tanpa sosok ayah pasti terasa sulit, tetapi dengan mengingat semua kenangan  yang ada bersamamu akan membuatku ingin mengulangnya kembali. Mengulang semua momen  dan  kisah yang dapat mengajarkanku bagaimana menjalani kehidupan  dengan  baik dan  percaya akan  suatu takdir. Takdirlah yang menjemput sosok seorang ayah yang ada dalam kehidupanku. Dengan  adanya takdir, aku semakin percaya karena semua yang kita miiki dan  semua yang ada dalam hidup kita akan kembali kepada sang pencipta.

        Maka disinilah diuji keimanan kita, apakah kita sanggup menjalani ini semua atau tidak? Apakah kuat dan ikhlaskah kita dalam menghadapi semua cobaan dan ujian yang datang silih berganti? Jawabannya kembali lagi kepada diri kita masing masing. Yang akan membuat kita sabar dan ikhas dalam menghadapi cobaan ini yaitu dengan berusaha berserah diri kepada allah serta meminta pertolongan allah dalam semua kejadian yang telah menimpa kita.

        Kita akan tahu betapa berharganya garam ketika ia sulit didapatkan, begitupun kita akan tahu betapa berharganya seorang ayah ketika ia telah tiada. Jadi, dapat diambil makna dari kata kata diatas, ketika kita kehilangan sosok ayah maka akan terasa betapa berharga dan pentingnya sosok ayah dalam kehidupan kita. Kehilangan ayah bagaikan  kehilangan langit yang merupakan  sumber cinta dan kasih sayang. Kasih sayang seorang ayah tidak akan pernah tergantikan dengan apapun , karena dia menyayangi anaknya dengan tulus dan penuh cinta.

        Untuk itu, dapat kita renungkan bagaimana pentingnya seorang sosok ayah dalam kehidupan kita. Karena dia dapat membimbing dan mengarahkan kita ke jalan yang lebih baik serta menjadi pahlawan dalam kehidupan seorang anak. Beruntunglah seorang anak yang masih memiliki sosok ayah, jangan pernah sia siakan ayahmu selagi mereka masih ada. Buatlah dia bangga dan beruntung mempunyai seorang anak sepertimu. Bayangkan ketika dia meninggalkanmu selama lamanya jangan pernah membuat kesalahan terbesar dalam hidupmu yang dapat membuatnya sedih semasa hidupnya.

         Semasa hidupnya, dia telah banyak berkorban untuk kita. Membanting tulang demi mendapatkan sesuap nasi untuk keluarganya, dari pagi sampai sore tidak ada hentinya mencari nafkah untuk kelurga tercinta. Lalu apakah kita sebagai anak tidak peduli sedikitpun betapa besar perjuangan ayah untuk kita? Nah, inilah yang menjadi pertanyaan besar bagi seorang anak. Apakah terpikirkan sedikitpun pertanyaan tersebut di benak kita? Jawabannya kembali lagi ke diri kita. 

          Mungkin bagi ayah itu hal yang kecil, tetapi kita seorang anak seharusnya lebih berpikir kedepannya bagaimana selama ini ayah berjuang untuk keluarganya. Jerih payahnya dia korbankan demi memberikan penghidupan yang baik untuk kelurga. Dan sudah berapa banyak perjuangan yang dia lakukan tetapi dia tidak pernah mengeluh dan putus asa sedikitpun demi keluarganya. Ini akan menjadi contoh dan teladan bagi kita semua. Karena kita bersyukur dapat dihadirkan sosok ayah yang tangguh dan pekerja keras demi kebahagiaan keluarga kecilnya.

 Jadi, masih beranikah kita sebagai anak untuk membentak dan melawan seorang ayah? Mungkin sebagian anak tidak berani untuk membentak ayahnya karena dia tau bagaimana pengorbanan ayahnya membanting tulang demi mencari cuan untuk dia dan keluarganya. 

       Lalu, bagaimana jika seorang anak masih berani membentak dan melawan ayahnya? Apakah mereka tidak merasakan betapa sakitnya seorang ayah dibentak oleh anaknya? 

Apakah mereka tidak berpikir sedikitpun hal yang dilakukan adalah dosa besar? Mungkin seorang ayah tidak akan membenci anaknya walaupun sering dibentak, karena hati seorang ayah begitu tulus dan dia akan selalu memaafkan setiap kesalahan yang diperbuat oleh anaknya. Begitulah seorang ayah menjaga hati seorang anak, tetapi anaknya tidak pernah menghargai perjuangan dan pengorbanan yang ia lakukan selama ini.

       Oleh sebab itu, jadilah anak yang selalu berbakti dan dibanggakan  kedua orang tua, buatlah dia bangga selagi dia masih hidup dan jangan pernah buat dia sedih atas perbuatan yang kita lakukan. 

Bagi sahabat yang telah kehilangan orang tuanya jangan pernah menyerah dan  berputus asa untuk selalu mendoakan orang tuanya. Karena doa anak yang sholeh insyaallah akan  diijabah oleh Allah SWT. 

Dengan kehilangan sosok ayah, kita bisa belajar bagaimana meningkatkan  rasa syukur kepada Allah dan bagaimana cara menjadi seorang anak yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap keluarga.


Penulis : Mutia Anggraini (Mahasiswi KPI IAIN Bukittinggi)