Ini aku Indri, siswa SMA favorit di kota ini yang tak lama lagi akan meninggalkan sekolah ini, Karena lebih tepatnya aku duduk dikelas 12 dan dua minggu lagi aku akan menjalan kan UN.
Dua minggu itu bukan lah waktu yang lama bagi siswa kelas 12 sepeti diriku. Seperti biasanya setiap tahunnya siswa kelas 12 Setelah melaksanakan UN akan mengadakan sebuah acara spektakuler dimasa itu, jika tidak ada acara tersebut diadakan maka angkatan pada masa tersebut akan dianggap lemah, jadi setiap angkatan akan mengangkat sebuah acara semewah mungkin sebagai persembahan terakhirnya pada sekolah. Ya perpisahan, mungkin lebih dikenal dengan istilah itu. Namun berbeda dengan angkatan ku pada masa itu, kami bukannya merayakan sebuah acara perpisahan dengan mewah di gedung yang dihadiri oleh semua orang tua, bahkan penampilan band kelas yang menjadi daya tarik dari acara ini, pokoknya acara yang kami bayangkan mewah itu hanya lah sebuah khayalan belaka. Inilah kisah haru dari angkatan di SMA ku.
Pagi yang cerah ini semua siswa kelas 12 sengaja tidak masuk kelas , kami tidak belajar seperti biasa, melainkan kami berdiskusi dengan Adam selaku ketua angkatan kelas 12 di SMA ini dan di dampingi oleh pak Salman selaku pembina angkatan kami. Diskusi ini dilaksanakan di ruangan umum yang biasa juga dipakai untuk pertemuan bahkan acara lainnya. Yaa lebih tepatnya aula sekolah yang terletak diantara kantor guru daan koperasi sekolah. Disana tepatnya di koridor aula tersebut telah banyak berkumpul siswa kelas 12 yang akan menghadiri diskusi tersebut, sementara itu beberapa siswa sibuk kelar masuk aula tersebut, sepertinya mereka sedang mempersiapkan kebutuhan untuk diskusi nantinya. Sedangkan aku, Laila, Sania dan Rara masih dengan santainya duduk di koridor depan kelas yang letaknya tidak jauh dari aula tersebut.
Kami berempat masih sempatnya melaksanakan sebuah kewajiban kami yang jika tidak dilaksankan akan membuat gempar perut kami, hihihi kami masih sempatnya menikmati masing masing sepotong kue yang dibawa oleh Laila. Ya begitu lah kebiasaan kami di pagi hari sebelum masuk ke kelas. Stelah itu kami berempat baru bergerak ke arah aula karena ditegur oleh Adam.
“Ehm..cek..satu...dua... ehm, baik.. kepada siswi yang duduk didepan koridor kelas IPS 1 segera memasuki aula”
Serasa kami berempat itu istimewa sampai dipanggil dengan mic, dan otomatis akan didengar oleh semua siswa yang berada didepan aula pada waktu itu. Tanpa pikir panjang lagi kami langsung bergerak memasuki aula. Setelah semua masuk dan duduk dengan rapi seperti menghadiri sebuah acara paripurna, suasana aula yang awalnya gaduh berubah menjadi tenang tanpa suara. Tidak berselang beberapa menit keheningan tadi terpecahkan oleh suara Adam.
“Baik, karena semua sudah berkumpul disini, kita mulai saja acara kita pagi hari ini, yang mana kita akan membahas mengenai rancangan acara yang akan kita laksanakan sesuai kesepakatan yaitu seminggu setelah UN dilaksankan," ucap Adam dengan lantang untuk memulai diskusi pagi.
Singkat cerita diskusinya berjalan dengan lancar dan semua dibubarkan untuk istirahat karena sudah waktunya juga istirahat. Ada yang masih duduk di aula, ada yang juga keliling tidak jelas didalam aula, ada yang langsung berlari ke kantin dan ada juga yang langsung pergi ke
kelas masing masing. Dan kembali dengan kami berempat mengikuti para siswa yang ke kantin. Dalam perjalan, Laila tiba tiba mulai mengeluarkan unek-uneknya yang terpendam saat rapat berlangsung.
“Eh..guys, kalian setuju nggak sih kalo acara perpisahan kita itu dilaksankan di gedung?” ujar laila sambil menghentikan perjalanan kami bertiga.
“Yaa kalo gue sih setuju aja la, kan ini acara terakhir kita, ya emang sih banyak keluar biaya, tapi nggak apa apa lah guys, acara buat kita juga kan” jawab ku mewakili 2 sahabat sania dan rara.
“bener juga lo Ndri, ya sudah lah gue setuju aja,” jawab laila lagi mengiyakan kata kata ku.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju kantin.
Kantin Pada Waktu Istirahat
Disini terlihat semua siswa kelas 12 yang tengah menikmati makanan yang mereka beli sambil bercanda satu sama lain. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda dengan suasana ini, karena selama ini semua siswa kelas 12 dari tiga jurusan tidak pernah ada suasana kebersamaan seperti yang kulihat di kantin siang ini. Dan benar kata orang orang diluar sana, kebersamaan kita dalam satu angkatan disekolah itu akan terasa sebelum kita meninggalkan sekolah itu, ya seperti yang sekarang kami alami, dikelas 12 dan itupun pada detik- detik akan berpisah. Perasaan aku saat itu bercampur aduk seperti es campur yang ku pesan waktu itu. Aku terharu karena merasakan kebersamaan dengan satu angkatan, aku bahagia semuanya tampak seperti keluarga besar, dan aku sedih karena kebersamaan hari ini sebentar lagi akan berakhir. Tidak akan ada lagi berkumpul lengkap seperti ini, karena nantinya semua akan menuju jalannya masing masing. Akan sulit mencari waktu untuk membuat kebersamaan seperti ini. Seketika air mata ku menetes karena haru ku menyaksikan suasana kantin siang ini. Sania yang melihat ku sontak kaget dan bertanya.
“Ndri lo kenapa, lo sakit? Apa sakit lo kambuh lagi? Lo udah makan kan tadi? Atau karena lo minum es yaa Ndri? Lo kenapa nangis Ndri?” beribu pertanyaan keluar dari mulut sania.
“Gue nggak apa apa kok, gue nggak sakit.” Jawab ku sembari mengusap air mata.
Rara dan laila baru kembali memesan makanan pun kebingungan seketika melihat sania panik melihat ku menangis.
“San , indri kenapa? Tanya rara pada sania.
“udah, gue nggak apa apa kok, tapi gue sedih aja dengan suasana kantin yang begini, apa kalian nggak merasakan sesuatu?” aku mencoba menjelaskan kepada ketiga sahabat ku itu.
Laila, sania dan rara mulai memperhatikan sekeliling mereka dan baru menyadari suasana di kantin siang ini.
“hu waaaaaaaa...sedih banget guys, gue baru sadar ini” ungkap laila yang dikuti oleh sania dan rara ( iyaa guys bener)
“Udah yaa, sedihnya udah dulu, yok habisin dulu makanannya, ntar keburu bel berbunyi,” jawab ku menengahi mereka yang mulai menyadari suasana kebersamaan kantin siang ini.
Setelah itu tidak selang berapa lama bel masuk pun berbunyi. Dan sekarang bel itu hanya berlaku bagi siswa kelas 10 dan kelas 11, Karena kami hanya belajar sore, untuk persiapan UN. Nah berarti itu bel pulang bagi kelas 12.
3 hari setelah rapat.
Pagi yang tidak begitu cerah, seperti biasa kelas 12 tidak ada kegiatan belajar, hanya saja menyelesaikan ujian praktek dan tugas akhir yang disuruh oleh guru masing masing kelas. Dan ada juga kelas yang menukar jadwal belajar sore dengan pagi, tergantung kesepakatan guru yang bersangkutan. Dan dikelas ku sendiri melengkapi tugas yang belum selesai pada hari sebelumnya. Pada jam 09.15, ada pengumuman dari speaker untuk menyuruh semua siswa berkumpul di lapangan upacara
“Teeeeet, diberitahukan kepada guru yang mengajar dikelas agar menghentikan proses belajar mengajarnya, dan kepada seluruh para siswa SMA favorit agar segera berkumpul di lapangan upacara, sekian terimakasih.” Begitu lah pengumumannya.
Tidak ada angin tidak ada hujan semua semua disuruh berkumpul di lapangan upacara, semua siswa di kelasku terkejut dengan pengumuman itu, karena biasanya jika ada perintah berkumpul dadakan di lapangan upacara merupakan sebuah pertanda buruk, ada sebuah masalah, atau razia masal. Kelas ku mulai panik dan kemudian ditenangkan oleh bu dwi yang menagih tugas akhir geografi di kelasku pagi ini.
“Sssst.... tenang semua, kalian jangan panik, kalian dikumpulkan bukan karena razia, kalian dikumpulkan karena ada beberapa informasi yang akan disampaikan mengenai pandemi yang telah sampai ke indonesia pada saat ini.” Jelas bu dwi pada kami.
“Sekarang ayo segera berkumpul di lapangan, nanti dilanjutkan lagi tugasnya” sambung bu dwi.
Semua siswa telah berkumpul di lapangan upacara pagi ini dan juga diikuti oleh hampir seluruh guru. Kali ini pengumuman yang benar benar menegangkan karena disampaikan oleh kepala sekolah langsung. Bawaan beliau serius dan tegas, jangan coba coba berisik saat beliau menyampaikan informasi. Ya begitulah kira kira, dan semua terlihat mendengarkan secara seksama.
“baiklah para siswa sekalian, bapak harap kalian sudah mendengar berita menyedihkan ini bagi Indonesia. Covid 19 telah sampai di Indonesia, dan beberapa hari ini sudah korbannya. Bapak dengar di Sumbar juga sudah ada yang terjangkit virus ini, jadi kemarin bapak menerima surat edaran dari walikota bahwa untuk sementara sekolah dialihkan dirumah dan tadi bapak juga udah rapatkan mengenai ini dengan para guru dan wali kelas. Untuk lima hari kedepan kita belajar dirumah. Dan untuk kelas 12 tunggu saja informasi selanjutnya mengenai UN. Untuk hari ini silahkan selesai kan proses belajar mengajar sampai jam 12, setelah itu silahkan pulang ke rumah masing masing. Sekian pengumuman dari bapak, terima kasih.” Jelas kepala sekolah.
Setelah mendengar penjelasan dari kepala sekolah semua kembali ke kelas masing masing dan melanjutkan kegiatan dikelas masing masing.
“guys, menurut kalian kita bakalan UN nggak sih?” tanya ku kepada tiga sahabat ku
“hmmm...sulit ditebak Ndri, kita doain yang terbaik lah” jawab laila
“iyaa guys, benar” sambung rara dan sania.
“iya kalian benar, semoga saja pandemi cepat berlalu ya, ya sudah ayo kita siap siap pulang” sambung ku pada mereka.
Keadaan seperti ini merupakan keadaan yang sulit bagi kami para siswa belajar tanpa ada guru, kita belajar mandiri,khusunya kelas 12. Dan aku sendiri merasa tidak akan ada UN tahun ini untuk angkatan ku, karena kendala pandemi. Dan lagian waktu UN tertimbun dengan waktu libur yang intruksikan. Dan benar, hari ke 3 libur, ada pesan dari wali kelas via wa grup mengenai informasi UN.
“Selamat siang ananda, ibu akan menyampaikan informasi mengenai kegiatan UN yang akan ananda ikuti pada senin besok, berdasarkan keputusan kemendikbud untuk tahun ini UN ditiadakan. Jadi kepada ananda semua ibu harap kalian bersabar ya, ijazah dan surat kelulusan kalian akan keluar juga, nanti akan ibu berikan lagi informasi mengenai ini. Tetap jaga kesehatan ya ananda.”
Itulah pesan dari wali kelas ku yang beliau share di wa grup. Seketika aku merasa sedih, karena tidak mengikuti ujian kelulusan, dan itu pun sudah ditiadakan, kelas 12 angkatan ku hanya mengharapakan nilai UAS yang telah diikuti sebelumnya. Semua hanya bisa pasrah dan berdoa yang terbaik. Kami harus menerima dengan ikhlas.
Selang beberapa hari setelah itu masuk lagi pesan dari wa grup angkatan, pesan dari sekretaris umum angkatan, beliau menginformasikan bahwa kegiatan perpisahan yang telah dirancang seminggu sebelumnya juga ditiadakan. Ini pesan terakhir yang menyedihkan bagi kelas 12 angkatan kami. Angkatan kami diselimuti kesedihan yang bisa dikatakan mendalam, karena acara besar,spektakuler yang di nanti nanti harus berhenti dan gagal, rancangan yang telah dirembukkan harus hancur begitu saja, dan khayalan tentang meriahnya acara itu juga sudah hilang, lenyap ditelan waktu, kami berpisah sebelum waktunya. Namun kami hanya mengambil hikmah dari musibah yang menimpa angkatan kami di 2020. Dan hal yang menarik dan mengharukan yaitu kami tetap mengadakan acara tersebut dengan kekerasan hati kami walaupun tidak semewah yang kami impikan, tapi kami tetap bersyukur dengan semua itu. Kami perpisahan secara virtual, sangat mengharukan, 2020 yang haru bagi angkatan SMA FAVORIT.
