arrow_upward

Relasi Pers dalam Aktivisme Dakwah

Thursday, 25 November 2021 : November 25, 2021

 


Secara historis wartawan Muslim telah memberikan kontribusi besar dalam aktivitas jurnalistik di Indonesia.

 Mereka adalah orang berpikiran maju dan terbuka di masanya. Mereka konsen terhadap dunia pendidikan, emansipasi atau kesetaraan gender, serta transformasi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia melalui surat kaba dan organisasi pers. 


Dari mereka, kita merefleksi ghirah perjuangan dalam mewujudkan cita-cita menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya merdeka. Selamat raganya dan Bahagia jiwanya.

Aktivisme dakwah akan terus mengalami tantangan yang semakin berat, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya masalah kemasyarakatan yang dihadapi oleh manusia. Di sisi lain, perkembangan media komunikasi yang semakin modern tampaknya akan sangat membantu aktivitas dakwah Islam. Peluang dakwah Islam akan semakin terbuka lebar ketika para da’i mampu memanfaatkan media massa dengan meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari media yang ada.

Eksistensi jurnalis dalam konteks pemberi informasi kepada masyarakat melalui media yang digelutinya sangat urgen dalam ikut membangun opini publik (public opinion) termasuk umat Islam. Dalam bahasa dakwah maka wartawan dapat disepadankan dengan da’i (mubalig), dengan alasan bahwa da’i bertugas memberikan informasi kebenaran dalam masalah keislaman dalam arti seluas-luasnya dan dalam bingkai amar ma’ruf nahi munkar, sementara wartawan bertugas memberikan informasi yang positif terkait dengan berbagai masalah baik politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.

Dewasa ini dengan kondisi yang semakin terbuka, masyarakat semakin pandai memanfaatkan perkembangan teknologi dan komunikasi. Seharusnya para da’i (juru dakwah) lebih pandai lagi dalam memanfaatkan pers sesuai dengan perkembangannya untuk menanamkan nilai-nilai. Melalui media massa menjadi sarana yang dinilai efektif dalam penyampaian pesan dakwah. Sifat pesan dari media massa terutama media-media modern seperti internet adalah lebih luas serta tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga para mad’u dapat dengan mudah memperoleh materi-materi dakwah kapan saja. 

Umat Islam saat ini sangat mendambakan adanya sosok wartawan muslim dalam tataran realitas dan tidak hanya pada tataran wacana, mengambil peran sebagai jurnalis, juga sekaligus bertanggung jawab sebagai guru yang mencerdaskan dan menyelamatkan banyak orang.

 Penulis : Putra Chaniago M.Sos (Dewan Redaksi Ragamkita.com)