Oleh
Putra Chaniago, M.Sos
Sejatinya setiap muslim itu adalah da'i, tugasnya mengajak manusia untuk bertaqwa kepada Allah dan kembali pada fitrahnya sebagai manusia, dengan segala potensi yang ada.
Bilamana seorang ahli zikir, maka ia berdakwah dengan zikir nya, begitu juga seorang ahli ilmu, ia berdakwah dengan ilmunya, bahkan sekalipun ia adalah seorang ahli dunia, maka ia memiliki kewajiban berdakwah dengan dunia dan hartanya. Apabila orang-orang baik tak berbuat apa apa, maka saat itulah keburukan dan kerusakan akan merajalela.
Dalam sebuah riwayat dari Abi Hurairah r.a, Nabi saw, berkata "Almuslimu man salimal muslimuna min lisanihi wayadihi, al muhajiru man hajarahullah 'anhu". (seorang muslim itu adalah dia yang selamat muslim lainnya dari lisan dan perbuatannya., dan orang yang hijrah itu adalah dia yang meninggalkan segala perbuatan yang dilarang Allah pada Nya.) hr. Muslim, shahihul jami' no. 6709
Dalam sebuah kesempatan, saya menjumpai seorang Guru mengaji dulu sewaktu kecil. Beliaulah Abuya Abdurrahman Sungai Sariak. Silaturrahmi pada beliau bagi saya mendapatkan suguhan ilmu, dan wejangan pengalaman yang tersaji dari lisan beliau untuk dapat menjadi amalan. Mampu mengenali hakikat diri, apa maksud diadakannya, dan kemana arah tujuannya. Maka hendaklah saya sampaikan pula, meski hanya dalam tulisan yang singkat, namun membacanya adalah suatu rahmat dari Allah Ta’ala bagi sidang pembaca hendaknya. aamiin
Beliau menyebutnya sebagai seni dalam memahami diri. Apabila ada empat hal ini dalam diri kita, maka sukses lah kita sebagai manusia.
Punya Rasa Simpati
Hendaklah kita punya rasa simpati. Inilah khas manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dalam terminology Al Qur’an, bila manusia tidak memiliki simpati, maka derajatnya lebih rendah dari pada hewan. Simpati dan empati adalah suatu wujud rasa untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Sedih melihat adanya musibah yang menimpa, atau turut bahagia bila nikmat pada saudaranya, bukan malah sebaliknya, tidak peduli, atau enggan bahkan senang melihat kesusahan dan kemelaratan yang menimpa saudaranya. janganlah kita berlaku demikian.
Punya rasa malu
Malu dan segan adalah sifatnya manusia. Bila tidak memiliki rasa malu, maka ia akan kehilangan kualifikasi kemanusiaannya. Sebagaimana Nabi saw menyatakan, bila manusia tidak memiliki rasa malu, maka berbuatlah sekehendaknya. (alhadits). cukuplah ini menjelaskan bahwa rasa malu yang akan menjadi dasar dalam suatu kebenaran dan keadilan. Kalau orang sudah malu berbuat jahat, orang malu berbuat salah, maka iyang datang adalah sebuah kebenaran. Selama rasa malu dan rasa segan ini masih ada, berarti kita masih manusia. Apa jadinya kalau bercampur baur, sumpah serapah, upat dan cela, gambar tak seronok menghiasi beranda kita, padahal anak kemenakan bisa saja menyaksikannya. maka janganlah kita berlaku demikian.
Punya Rendah Hati
Murah hati, rendah hati dan mendahulukan orang lain atau membela yang lain. Sumbernya moralitas kesusilaan, lawan nya adalah egois dan rasa ingin menang sendiri, enak sendiri. Hendaklah mampu merendahkan hati, menguasai diri, maka sudah seharusnya seorang manusia memiliki perasaan ini agar sifat kemanusiaannya terjaga. indah lah laku elok lah perangainya.
Punya Pengetahuan Benar dan Salah
Nah,begitulah seharusnya, mampu untuk nyaman dalam melakukan kebenaran atau tidak nyaman bila melakukan kesalahan. Kalau manusia itu nyaman dengan kesalahannya, maka perlulah ia melakukan instropeksi terhadap dirinya, apa memang ia tak tau, atau sudah terbiasa dengan kesalahannya. Memang manusia tempatnya salah, tapi janganlah sampai manusia itu kehilangan rasa bersalahnya. Begitu manusia kehilangan rasa bersalah maka hidupnya telah bermasalah. Cara menghadapi kesalahan adalah dengan tidak mempersilakan ia hadir. Bila tidak akan menjadi kesalahan yang berulang. Bila salah itu berulang, maka rasa bersalah pun juga akan berkurang dan akan hilang. Maka hidupkan kembali rasa benar dan salah. dalam agama, pintu taubat selalu terbuka. innallaha thowwuburrahiim. sungguh Allah maha menerima Taubat setiap hambanya, kapan pun ia datang pada Nya.
Bila ada satu komponen yang hilang dari 4 hal ini, maka cepat cepat kita instropeksi diri. Manusia akan hancur peradabannya kalo hilang 4 hal ini. Ketika orang orang sudah tidak memiliki rasa simpati, ketika orang orang sudah tidak punya rasa malu, ketika setiap orang inginnya egois mengunggulkan diri dan kepentingannya, dan ketika orang sudah tidak peduli lagi mana yang benar dan mana yang salah yang hari ini kita sebut post-truh. Bila ini tidak diperbaiki, lama lama peradaban akan hancur, meski tidak perlu menunggu kiamat, manusia juga yang akan menghancurkan peradabannya sendiri.
Oleh sebab itu, apapun yang terjadi saat ini, hendaknya kita tetaplah menjadi manusia yang sepenuhnya. Dengan menjaga 4 hal ini, yang mana alat utamanya adalah hati, serta tidak lupa untuk dapat mendakwahkannya baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, wallahu ‘alam bisshowab.
