arrow_upward

Ada Apa Denganmu Sekarang?

Sunday, 14 August 2022 : August 14, 2022


Ada apa denganmu sekarang? Dulu, semangatmu begitu menggebu dan berkobar. Kamu setiap hari menghafal Al-Quran sampai mengikuti berbagai seminar metode menghafal Al-Quran.

Saat itu, impian terbesarmu adalah menjadi seorang Hafidz atau Hafidzah. Dan kamu memiliki tekad yang kuat untuk membahagiakan kedua orang tuamu dengan memberikan mahkota kelak di surganya Allah. Dan sekarang? Jangankan untuk menghafal satu hari satu ayat, Untuk melihat Al-Quran saja sudah terasa berat dan jenuh. Hanya saja, semangat itu hilang begitu saja, semoga bukan benar benar berhenti dan hanya istirahat sejenak. Setiap kita tentu merasa lelah, merasa bosan dan itu hal yang wajar tetapi jangan katakan menyerah begitu saja. 


Karena bagaimanapun, kamu sudah berjuang begitu banyak untuk menjadi penghafal Al-Quran. Setiap hari kamu berusaha keras untuk bisa menghafal Al-Quran dengan target yang sudah ditentukan. Sampai sampai kamu mengorbankan waktumu hanya untuk menghafal Al-Quran. Dan sekarang? Kamu begitu mudah menyerah….. jangan sampai hal tersebut terjadi. Ada masanya kita merasa jenuh terhadap apa yang biasa kita lakukan, tetapi semua itu hanya sementara karena mengingat kembali apa tujuan awal kita mengahafal al-Quran,dan bagaimana target hafalan kedepan serta yang terutama bagaimana perjuangan kita sebelumnya hingga sampai ketitik ini.
 
Coba kita lihat kebelakang, bagaimana perjuangan sahabat nabi dalam menghafal Al-Quran. Salah satu sahabat nabi Muhammmad yang menghafal al-Quran adalah Abdullah bin Masud. Ibnu Masud ini orang keenam masuk islam mengikuti jejak rasullullah. Setelah masuk islam nabi banyak membimbing Ibnu Masud dalam memahami ilmu agama. Ia juga sangat antusias untuk mempelajari, memahami, serta menghafal al-Quran. 


Keseharian Ibnu Masud tidak pernah jauh dan senantiasa selalu ada dekat nabi, sehingga ia memiliki banyak kesempatan belajar langsung mengenai Al-Quran dari nabi. Satu waktu Ibnu Masud memberanikan diri mendatangi kaum Quraisy untuk melantunkan ayat al-Quran dengan suara lantang yang sebelumnya tidak pernah mereka dengar. Oleh karena itu, membuat kaum Quraisy membenci agama rasul itu. Bahkan seolah- olah tidak percaya atas apa yang dilihat dan didengarnya merupakan bacaan Al-Quran. 

Setelah beberapa hari, Ibnu Masud berusaha lagi untuk membacakan Al-Quran kepada kaum Quraisy. Namun hal tersebut membuat para sahabat nabi risau. Akhirnya setelah keduakalinya Ibnu Masud melantunkan ayat Al-Quran dihadapan kaum Quraisy, mereka justru dengan tega menyiksa dan membuatnya terluka. Akan tetapi, apa yang telah dilakukan Ibnu Masud ini berbuah mukjizat dengan diberikannya kedudukan tinggi oleh Allah.

“Allah meletakkan kehormatan bagi Ibnu Masud dibarisan terdepan di antara tokoh bersejarah” tulis Khalid Muhammad. Begitu besar perjuangan Ibnu Masud dalam menyuarakan Al-Quran. Nah, dari  kisah ini bisa kita lihat bagaimana perjuangan sahabat nabi dalam memahami, mempelajari, menghafal serta melantunkan Al-Quran ke kaum Quraisy. Ini menjadi bahan patokan dan sebagai contoh bagi kita semua. Walaupun tidak mudah untuk menghafalnya, tetapi sedikit demi sedikit akan hafal ketika  kita mempunyai tekad dan semangat yang kuat.           
Untuk menjadi seorang sarjana saja butuh pengorbanan yang banyak, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas tugas kuliah sampai rela menyita waktu tidur. Lantas, untuk akhirat, untuk surga, kita hanya berjuang sebisanya saja? Padahal, kebahagiaan akhirat yang kekal abadi dibandingkan dengan dunia seisinya.

Sekali lagi, ada apa denganmu sekarang?  “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah : 286). Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa Allah tidak akan membebani hambanya melainkan berdasarkan kemampuannya. Seperti ujian hidup, allah tidak akan memberikan ujian yang besar ketika hambanya tidak sanggup untuk menghadapinya. Oleh karena itu, jangan pernah untuk menyerah menjadi bagian yang dibanggakan oleh Allah dan Rasullullah. Menjadi sosok penghafal Al-Quran tentu banyak faedah yang kita dapatkan baik di dunia maupun diakhirat nanti. Lalu, bagaimana cara membangkitkan semangat untuk tetap menghafal al-Quran. Dengan cara selalu berserah diri kepada Allah (tawakal) atas apa yang kita lakukan, mengingat kembali bagaimana perjuangan kita sebelumnya serta tetap konsisten dan komitmen dalam membaca dan menghafal al-Quran.

Menghafal Al-Quran itu mudah bagi mereka yang punya semangat dan tekad yang kuat, dan susah bagi mereka yang tidak punya keseriusan, karena modal menghafal Al-Quran cukup satu, ISTIQOMAH.

Penulis : Mutia Anggraini